Entah kenapa setiap saya pergi ke rumah sakit, saya selalu
mendapatkan wajah-wajah yang hilang akan harapan. Baik para pasien maupun
keluarga pasien nampak seperti tanpa semangat bahkan terkadang nampak seperti
putus asa. Bukankah seharusnya rumah sakit adalah tempat untuk mencari sepercik
harapan? Harapan untuk sembuh, atau harapan untuk bisa memperbaiki diri di sisa
waktu yang ada.
Citra rumah sakit saat ini adalah tempat yang menakutkan. Citra
tersebut tak jarang memberikan pengaruh buruk pada mental pasien. Kadang saya
berpikir, apa justru tempat ini yang membuat para pasien itu bertambah sakit?
Mungkin kita lupa, kesembuhan itu bukan perkara minum obat saja tapi juga
perkara isi hati. Saya percaya hati yang gembira akan mempercepat kesembuhan.
Rumah sakit konvensional tak lebih dari kumpulan ruang-ruang
putih yang berbau cairan antiseptik. Sepi dan terkesan tidak ada interaksi. Fasilitas
yang ada terkadang kurang memadai, baik fasilitas infrastrukstur maupun
kesehatan. Ditambah lagi kekurang-ramahan dari para petugas rumah sakit,
membuat tempat ini tak bisa memberikan rasa nyaman bagi penggunanya.
Perlu adanya perubahan. Perubahan dari desain arsitektur
maupun sistem pengelolaannya. Rumah sakit bukan lagi tempat mengumpulkan
orang-orang sakit, tapi bisa menjadi tempat yang memberi rasa nyaman dan aman
bagi mereka yang ingin mendapatkan fasilitas kesehatan yang lebih baik.
Rumah sakit itu perlu memiliki ruang terbuka hijau. Ruang
terbuka hijau ini dapat memberikan energi positif bagi pasien. Karena selain
memberikan udara yang segar dan pemandangan yang indah, dengan adanya ruang
terbuka maka akan tumbuh interaksi sosial. Interaksi tersebut bisa interaksi
antarpasien, pasien dan keluarganya, atau antarkeluarga-pasien. Interaksi yang
terjalin dapat membangun kebersamaan. Baik pasien maupun keluarga merasa
memiliki teman, teman seperjuangan. Timbulnya rasa bahwa ada yang senasib
dengan mereka, membuat mereka akan jauh lebih semangat, jauh lebih hidup.
Ruang terbuka hijau dalam rumah sakitpun dapat berfungsi
sebagai arena bagi anak-anak atau para pengunjung untuk bermain. Sehingga dapat
mengurangi citra rumah sakit sebagai tempat yang menakutkan bagi beberapa
orang, terutama anak-anak. Hal ini juga membantu para orangtua apabila mereka
harus memeriksakan kesehatan anak mereka di rumah sakit. Selain itu, pada ruang
ini dapat diberi akses untuk berolahraga, seperti jogging, sehingga baik para
pasien ataupun keluarganya dapat berolahraga ringan setiap pagi atau sore hari.
Pada intinya ruang terbuka hijau dapat meningkatkan indeks kebahagian yang ada
di rumah sakit.
Penerapan green building juga sebaiknya diterapkan di rumah
sakit. Rumah sakit sebaiknya telah mengurangi penggunaan lampu dan juga AC.
Sebaiknya pengaturan pencahayaan diatur sedekimian rupa agar cahaya yang masuk
dalam rumah sakit dapat bersumber dari matahari. Penerapan lampu bertenaga
suryapun dapat diterapkan. Mungkin dapat diterapkan pula desain rumah botol
yang diterapkan oleh Ridwan Kamil, arsitek Indonesia, yaitu menggunakan botol
bekas sebagai pangganti kaca, sehingga kita dapat tetap mengambil cahaya namun
panas yang diberikan oleh sinar matahari tertahan oleh botol tersebut. Selain
sistem pencahayaan, penggunaan pendingin ruanganpun sebaiknya dikurangi.
Memperbaiki sistem ventilasi seharusnya bisa menjadi solusi dalam mengurai
masalah panas. Selain ventilasi, dapat juga diterapkan greenroof atau membuat
taman di atap. Hal ini juga dapat mengurangi panas yang masuk dalam gedung
tersebut.
Usaha penghematan air pun menjadi hal yang harus
diperhatikan oleh rumah sakit. Rumah sakit sebaiknya mampu untuk mengolah air
kotor untuk dapat dipakai kembali. Hasil dari air olahan tersebut dapat
digunakan sebagai air untuk menyiram taman dan mencuci kendaraan. Selain itu,
rumah sakit dapat menerapkan sistem pengelolaan air hujan. Seperti yang kita
tahu, Indonesia adalah negara tropis yang memiliki curah hujan tinggi, untuk
itu rumah sakit dapat memanfaatkan air hujan sebagai salah satu sumber air
untuk memenuhi kebutuhan.
Selain air, rumah sakit sebaiknya memiliki program
pengolahan sampah terpadu. Salah satu fungsinya adalah menggunakan sampah yang
memudah membusuk untuk dapat dijadikan kompos. Sehingga pupuk yang dibutuhkan
oleh taman yang ada di rumah sakit dapat diambil dari kompos hasil pengelolaan
sampah terpadu.
Konsep diataslah yang melahirkan green hospital, sebuah
usaha yang diberikan oleh rumah sakit bagi lingkungan. Karena dengan
memperhatikan lingkungan, kebersihan dan kenyamanan akan terbentuk. Hal
tersebut dapat memberi energi positif bagi pasien. Energi positif itulah yang
mampu mempercepat proses penyembuhan.
Untuk menerapkan green hospital memang tidak mudah, perlu
usaha. Hal inilah yang dapat kita lakukan, yaitu memberi dukungan. Dukungan
agar semua rumah sakit Indonesia menggunakan konsep green hospital. Seperti
yang telah dilakukan oleh RSUD Daya Makassar.
Saya sepenuhnya yakin konsep ini dapat diterapkan dan
memberi manfaat bagi para pengguna rumah sakit. Dan yang lebih penting adalah
semoga rumah sakit bukan menjadi fasilitas kesehatan bagi segelintir orang
saja, tapi untuk semua.